7 Modus Scam Keuangan yang Paling Banyak Terjadi di 2025

scam keuangan
Di era digital seperti sekarang, scam keuangan makin sulit dideteksi karena para pelaku terus beradaptasi dengan teknologi. Mereka nggak lagi cuma mengandalkan SMS atau telepon, tapi juga media sosial, aplikasi, bahkan situs palsu yang terlihat sangat meyakinkan. Tahun 2025 ini, kasus scam keuangan di Indonesia meningkat pesat seiring naiknya aktivitas digital masyarakat.

Kalau kamu aktif menggunakan layanan online, wajib banget tahu berbagai modus scam keuangan yang sering terjadi agar bisa lebih waspada. Berikut tujuh modus yang paling banyak memakan korban sepanjang tahun ini.

7 Modus Scam Keuangan

scam keuangan

Dari banyaknya motif scam saat ini, berikut beberapa kasus yang paling banyak terjadi di Indonesia

1. Phishing Melalui Email dan Chat

Phishing masih jadi modus klasik dalam scam keuangan. Biasanya pelaku mengirimkan email atau pesan yang seolah-olah berasal dari pihak resmi seperti bank, e-wallet, atau marketplace. Isinya berupa tautan palsu yang meminta kamu mengisi data pribadi atau login ke situs tiruan.

Begitu data dimasukkan, pelaku langsung bisa mencuri akses ke akun keuanganmu. Jenis scam ini juga bisa berupa apk phising yang pelaku kirim lewat pesan atau email berupa file apk.

2. Penipuan Investasi Bodong

Modus ini memanfaatkan keinginan orang untuk cepat kaya. Penipu menjanjikan keuntungan besar tanpa risiko, lengkap dengan testimoni palsu dan izin usaha yang dimanipulasi. Banyak korban tertipu karena tampilan websitenya profesional dan ada “influencer” yang ikut mempromosikan. Padahal, semua hanya bagian dari scam keuangan yang diatur rapi.

3. Modus Refund Palsu

scam keuangan

Pelaku akan berpura-pura jadi pihak customer service dari toko online atau jasa tertentu. Mereka bilang kamu berhak dapat refund dan meminta nomor rekening atau OTP. Begitu kamu kasih data, uang justru berpindah ke rekening mereka. Ini salah satu modus scam keuangan terbaru yang banyak menargetkan pengguna e-commerce.

4. Penipuan Melalui Lowongan Kerja Palsu

Modus ini banyak terjadi di platform job search atau media sosial. Pelaku mengaku dari perusahaan besar dan meminta calon korban membayar “biaya administrasi” atau “training” sebelum diterima kerja. Begitu uang dikirim, akun langsung menghilang. Ciri khas scam keuangan jenis ini adalah janji gaji tinggi tanpa proses seleksi yang jelas.

5. Social Engineering di Media Sosial

Pelaku sering menyamar jadi teman, rekan kerja, atau akun resmi perusahaan. Mereka membangun kepercayaan dulu lewat percakapan santai, lalu perlahan meminta bantuan transfer uang atau kode OTP. Karena kelihatannya familiar, banyak orang terlena. Modus ini makin meningkat di 2025 seiring ramainya aktivitas di media sosial.

6. Penipuan Kripto dan NFT

scam keuangan

Scam keuangan juga banyak terjadi di dunia aset digital. Pelaku menawarkan proyek kripto, token, atau NFT dengan iming-iming “to the moon”. Banyak korban tergoda membeli tanpa riset, lalu kehilangan semua uang karena proyeknya ternyata palsu atau ditinggal kabur oleh pengembangnya.

7. Skema Ponzi dengan Tampilan Modern

Meski sudah lama ada, skema ponzi terus berevolusi. Kini pelaku menggunakan platform digital dan sistem referral canggih supaya terlihat legal. Mereka menjanjikan bonus besar kalau bisa mengajak orang lain bergabung. Awalnya memang ada yang dibayar, tapi pada akhirnya sistem runtuh dan korban kehilangan semua uangnya.

Dari semua modus di atas, yang paling berbahaya adalah rasa percaya berlebihan. Scam keuangan bekerja dengan cara memainkan psikologi korban yang membuat mereka percaya, panik, atau tergiur keuntungan cepat. Jadi, selalu pastikan sumber informasi yang kamu terima, jangan asal klik tautan, dan jangan pernah bagikan data pribadi atau OTP ke siapa pun.

Dengan lebih waspada dan mengenali tanda-tanda scam keuangan, kamu bisa melindungi diri dan keuanganmu dari kerugian besar di era digital ini.

What do you think?

What to read next